Rabu, 26 September 2012



 FISIOLOGI SISTEM KESEIMBANGAN PADA MANUSIA


Keseimbangan adalah suatu keadaan yang menunjukkan konsentrasi cairan dalam tubuh atau posisi tubuh dalam suatu ruangan. Keseimbangan dalam tubuh kita di atur oleh sel-sel rambut didalam cairan pada daerah vestibular dan kanalis semisirkularis telinga dalam.

Aparatus vestibular merupakan organ yang mendeteksi sensasi keseimbangan. Alat ini terdiri atas suatu sistem tabung tulang dan ruangan-ruangan yang terletak dalam bagian petrosus dari tulang temporal yang disebut labirin tulang dan dalam labirin tulang ada sistem membran dan ruangan yang disebut labirin membranosa. Aparatus vestibularis ini memberikan informasi yang penting untuk sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan-gerakan kepala dengan gerakan-gerakan mata dan postur tubuh. Aparatus vestibular terdiri dari dua set struktur yang terletak didalam tulang temporalis di dekat koklea yaitu kanalis semisirkularis dan organ otolit ( utrikulus dan sakulus). Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Semua aparatus vestibularis mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe. Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi angular atau rotasional kepala, misalnya ketika memulai atau berhenti berputar, berjungkir balik atau memutar kepala. Tiap-tiap telinga memiliki tiga kanalis smisirkularis, sel-sel rambut disetiap kanalis semisirkularis terletak di atas suatu bubungan yang terletak diampula. Rambut-rambut terbenam dalam suatu lapisan gelatinosa yaitu kupula, yang menonjol kedalam endolimfe didalam ampula. Kupula bergoyang sesuai arah gerakan cairan.

Akselerasi (percepatan) atau deselerasi (perlambatan) selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan pergerakan endolimfe. Ketika kepala mulai bergerak, saluran tulang dan bubungan sel rambut yang terbenam dalam kupula bergerak memgikuti gerakan kepala. Namun, cairan didalam kanalis, yang tidak melekat ketengkorak, mula-mula tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi, tetapi tinggal dibelakang karena adanya inersia (kelembaman). Ketika endolimfe tertinggal saat kepala mulai berputar, endolimfe yang terletak sebidang dengan gerakan kepala pada dasarnya bergeser dengan arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala. Gerakan cairan ini menyebabkan kupula condong ke arah yang berlawanan dengan arah gerakkan kepala, membengkokkan rambut-rambut sensorik yang terbenam didalamnya. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala, sehingga rambut-rambut kembali keposisi tegak mereka. Ketika kepala melambat dan berhenti, keadaan yang sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat melanjutkan diri begerak searah dengan rotasi kepala sementara kepala membengkok sesuai dengan arah rotasi semula, yaitu berlawanan dengan arah mereka ketika akselerasi. Pada saat endolimfe secara bertahap berhenti, rambut-rambut kembali tegak. Dengan demikian, kanalis semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan rotasi kepala. Kanalis tidak berespons jika kepala tidak bergerak atau ketika bergerak secara sirkuler dengan kecepatan tetap.

1. Nistagmus

Nistagmus adalah gerakan bolak-balik mata yang involunter dan ritmik. Nistagmus vestibular adalah nistagmus yang disertai rasa puyeng (vertigo). Pada kerusakan dilabirin terjadi nistagmus dengan komponen cepat kearah kontralateral dari lesi, sedang arah salah tunjuk (past pointing) dan jatuh kesisi lesi. Nistagmus vestibular biasanya tidak menetap atau berlalu (menghilang setelah beberapa waktu).

Nistagmus vestibular dapat bersifat horizontal, vertikal atau rotatoar. Nistagmus vertikal menunjukkan adanya lesi di batang otak, yaitu didaerah mesensefalon atau medula oblongata. Nistagmus horizontal dapat terlihat pada lesi di tegmentum pons dan mesensefalon. Nistagmus horizontal rotatoar atau rotatoar dapat dijumpai pada lesi di medula oblongata (sringobulbi, sindrom wallenberg). Nistagmus sikap ialah nistagmus yang terjadi atau bertambah hebat pada posisi tertentu dari kepala.
Nistagmus dapat disebabkan oleh lesi ditraktus vestibuloserebelar, vermis atau pedunkulus serebeli inferior. Ia dapat juga disebabkan oleh rusaknya hubungan antara serebelum dengan pusat-pusat lain atau lesi serebelum sendiri. Nistagmus dapat pula disebabkan oleh terganggunya koordinasi otot-otot mata, jadi merupakan asinergia serebeli. Sikap bola mata yang seharusnya tetap bila ia difiksasi pada satu jurusan menjadi berubah-ubah, yaitu bola mata bergerak secara spontan lambat keposisi semula dan seterusnya bolak-balik. Hal ini disebut nistagmus (gerak ritmik bola mata). Untuk memeriksanya, mata pasien disuruh mengikuti jari pemeriksa yang di gerakkan ke saming kiri, kanan, atas dan bawah. Perhatikan adanya nistagmus dan tentukan apakah ada komponen lambat dan cepat.

2. Tes Penyimpangan Penunjukan (Past Pointing Test Of Barany)

Manusia, karena berjalan dengan kedua tungkainya, relatif kurang stabil dibandingkan dengan makhluk lain yang berjalan dengan empat kaki, sehingga lebih memerlukan informasi posisi tubuh relatif terhadap lingkungan, selain itu diperlukan juga informasi gerakan agar dapat terus beradaptasi dengan perubahan sekelilingnya. Informasi tersebut diperoleh dari sistim keseimbangan tubuh yang melibatkan kanalis semisirkularis sebagai reseptor, serta sistim vestibuler dan serebelum sebagai pengolah informasinya; selain itu fungsi penglihatan dan proprioseptif juga berperan dalam memberikan informasi rasa sikap dan gerak anggota tubuh. Sistim tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi untuk selanjutnya diolah di susunan saraf pusat.

3. Tes Jatuh

Polarisasi adalah sama pada seluruh sel rambut pada tiap kanalis, dan pada rotasi sel-sel dapat tereksitasi ataupun terinhibisi. Ketiga kanalis hampir tegak lurus satu dengan lainnya, dan masing-masing kanalis dari satu telinga terletak hampir pada bidang yang sama dengan kanalis telinga satunya. Dengan demikian terdapat tiga pasang kanalis : horisontal kiri-horisontal kanan, anterior kiri-posterior kanan dan posterior kiri-posterior kanan. Pada waktu rotasi, salah satu dari pasangan kanalis akan tereksitasi sementara yang satunya akan terinhibisi. Misalnya, bila kepala pada posisi lurus normal dan terdapat percepatan dalam bidang horisontal yang menimbulkan rotasi ke kanan, maka serabut-serabut aferen dari kanalis horisontal kanan akan tereksitasi, sementara serabut-serabut yang kiri akan terinhibisi. Jika rotasi pada bidang vertikal misalnya rotasi kedepan, maka kanalis anterior kiri dan kanan kedua sisi akan tereksitasi, sementara kanalis posterior akan terinhibisi