Selasa, 27 September 2011

GERAK PADA TUMBUHAN

Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut IRITABILITAS, dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh.

GERAK PADA TUMBUHAN

Jika pada hewan rangsang disalurkan melalui saraf, maka pada tumbuhan rangsang disalurkan melalui benang plasma (PLASMODESMA) yang masuk ke dalam sel melalui dinding yang disebut NOKTAH.

Gerak pada tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu :

1.

Gerak HIGROSKOPIS

yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air.
Misalnya:
- gerak membukanya kotak spora.
- pecahnya buah tanaman polong.

2.

Gerak ESIONOM

yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar.

a.

TROPI (TROPISME) yaitu gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang. Tropisme positif jika mendekati rangsang dan tropisme negatif jika menjauhi.

Bentuk tropisme antara lain

- fototropisme atau heliotropisme
- geotropi
- tigmotropi atau haptotropi
Þ rangsang berupa sentuhan
- hidrotropi

b.

TAKSIS yaitu gerak berpindah seluruh tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang. Seperti bentuk tropisme, terdapat taksis positif dan negatif.

Beberapa bentuk taksis :
- fototaksis
- kemotaksis

c.

NASTI yaitu gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi arah rangsang. Gerak ini disebabkan terjadinya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang.

Beberapa bentuk nasti :
- Niktinasti
Þ rangsang berupa gelap
- Seismonasti
Þ rangsang sentuhan atau mekanik
- nasti kompleks
Þ rangsang tidak hanya satu
Contoh : gerak membuka dan menutupnya sel-sel penutup stomata
Þ rangsang berupa cahaya, suhu, air, dan zat kimia

3.

Gerak ENDONOM

yaitu gerak yang belum/tidak diketahui sebabnya. Karena belum diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang
menggerakkannya
Þ gerak OTONOM, misalnya aliran plasma sel.

Minggu, 25 September 2011

ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA


Pengertian Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat adiktif adalah bahan atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan bagi pemakainya. Awalnya zat adiktif berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya: daun tembakau (Tobacco sp.), daun ganja (Cannabis sativa), opium (Papaver somniferum) dan kokain (Erythroxylum coca). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia telah dapat membuat berbagai jenis zat adiktif buatan dengan kemampuan yang sama dengan zat adiktif alami.

Psikotropika menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 adalah bahan atau zat baik alamiah maupun buatan yang bukan tergolong narkotika yang berkhasiat psikoaktif pada susunan saraf pusat. Yang dimaksud berkhasiat psikoaktif adalah memiliki sifat mempengaruhi otak dan perilaku sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku pemakainnya.

Sifat-Sifat Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat adiktif dan psikotropika pada mulanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan medis. Seperti untuk pembiusan pasien dalam proses operasi. Namun, saat ini telah banyak penyalahgunaan terhadap zat adiktif dan psikotropika. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika ini membahayakan karena dapat merusak organ tubuh. Yang paling berbahaya adalah membuat si pemakainya kecanduan dan ketergantungan.

Sifat atau efek yang ditimbulkan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika adalah:

  1. Memberikan rangsangan pada susunan saraf pusat sehingga saraf pusat dipaksa untuk lebih aktif bekerja. Dampak yang terjadi pada pemakai adalah rusaknya sel-sel otak dan organ tubuh seperti hati, ginjal, paru-paru dan jantung. Dampak yang lebih parah adalah kelumpuhan, kemandulan dan impotensi.
  2. Mengurangi aktifitas susunan saraf pusat. Ilmu kedoketeran menggunakan zat ini untuk pasien yang kesulitan tidur.
  3. Menimbulkan halusinasi atau daya hayal bagi pemakainya. Bagi tubuh manusia dapat merusak daya ingat, kerusakan ginjal, menyebabkan kegilaan, kebingungan sampai kematian.

Macam-Macam Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat adiktif dan psikotropika pada mulanya berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya: daun tembakau (Tobacco sp.), daun ganja (Cannabis sativa), opium (Papaver somniferum) dan kokain (Erythroxylum coca). Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan manusia dapat membuat berbagai jenis zat adiktif dan psikotropika buatan yang memiliki kemampuan sama dengan zat alami.

Beberapa contoh zat adiktif dan psikotropika adalah:

  1. Zat yang terkandung dalam rokok
  2. Alkohol
  3. Ekstasi
  4. Sabu-sabu
  5. Ganja
  6. Opium
  7. Kokain
  8. Morfin
  9. Heroin

Rokok

Peringatan tentang bahaya merokok sering kita dengar, bahkan pada kemasan rokok tertulis dengan jelas bahwa “rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin”. Tetapi mengapa pengguna rokok masih saja tidak menghiraukannya?

Sebatang rokok mengandung banyak sekali zat-zat berbahaya bagi tubuh manusia, antara lain:

  1. Nikotin, terdapat dalam tembakau, menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung. Hal ini mengakibatkan jantung dipaksa bekerja lebih berat. Nikotin merupakan zat yang dapat menimbulkan efek kecanduan. Zat inilah yang menyebabkan perokok sulit menghentikan kebiasaan merokoknya.
  2. Karbon Monoksida (gas CO), merupakan gas yang lebih reaktif daripada oksigen. Sehingga apabila gas ini masuk ke dalam aliran darah maka gas tersebut lebih mudah berikatan dengan haemoglobin. Jika gas CO terhirup saat bernapas, darah menjadi kekurangan oksigen. Akibatnya, tubuh akan menjadi lemas.
  3. TAR, merupakan sisa pembakaran, berwarna hitam dan lengket, bersifat karsinogen yaitu dapat menimbulkan kanker. Tar yang mengenai gigi, jari dan kuku perokok akan mengakibatkan warna kuning kehitaman. Tar juga mengakibatkan penyakit tenggorokan dan pernapasan.
  4. Bahan-bahan kimia lain, lebih dari 4000 zat-zat lain terkandung dalam asap rokok. 43 zat diantaranya dapat menyebabkan penyakit kanker, diantaranya adalah aseton (bahan utama penghapus cat),amoniak (bahan pembersih lantai) dan hidrogen sianida (gas racun untuk eksekusi mati).

Bahaya rokok juga tidak hanya dirasakan oleh si perokok sendiri namun juga merugikan orang-orang disekitarnya. Ketika seseorang merokok, asap yang ditimbulkan akan terhirup oleh orang-orang disekitarnya. Orang-orang yang ikut menghisap asap rokok disebut dengan perokok pasif. Perokok pasif beresiko mendapat kanker paru-paru, serangan asma dan penyakit pernapasan yang lain. Tidak ada satu pun zat yang bermanfaat dalam sebatang rokok. Lebih banyak bahayanya daripada manfaat yang bisa didapat. Sebelum terlanjur, sebaikanya jangan sekali-kali untuk mencoba-coba.

Alkohol

Alkohol merupakan senyawa kimia yang dikenal dengan etanol. Alkohol dapat diperoleh melalui proses fermentasi berbagai jenis tumbuhan, misalnya anggur, singkong, dan ketan. Alkohol merupakan bahan kimia yang sangat bermanfaat di bidang kedokteran. Pemanfaatan alkohol diantaranya adalah sebagai pelarut obat, pembersih luka, membunuh mikroorganisme dan lain-lain.

Penyalahgunaan dalam mengkonsumsi alkohol dapat menyebakan seseorang menjadi emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan). Konsumsi yang berlebihan mengakibatkan seseorang mabuk, tidak sadarkan diri bahkan kematian. Timbulnya gangguan ini karena reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat (otak).

  1. Konsumsi alkohol dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan:
  2. Kerusakan pada hati dan jantung
  3. Koordinasi gerak terganggu
  4. Kemandulan Pada pria mengakibatkan impotensi
  5. Pada wanita hamil mengakibatkan pertumbuhan janin tidak sempurna atau bayi akan lahir dengan cacat
  6. Kemunduran daya ingat/kesadaran
  7. Gangguan jiwa

Ekstasi

Ekstasi merupakan salah satu golongan psikotropika berbentuk kapsul atau tablet. Kandungan yang terdapat dalam ekstasi adalah amfetamin. Akibat yang tampak saat penyalahgunaan ekstasi adalah perasaan “fly”, sehingga orang tersebut menjadi hiperaktif, berkeringat, pusing, gemetar, detak jantung cepat dan kehilangan nafsu makan.

Penggunaan dalam jangka waktu lama menyebabkan kerusakan saraf otak, gangguan daya ingat, dehidrasi, kurang gizi dan kelambanan gerakan anggota tubuh.

Sabu - sabu

Sabu-sabu memiliki nama asli methamfetamin. Sabu-sabu berbentuk kristal, berwarna putih dan tidak berbau. Awalnya digunakan untuk tujuan penelitian ilmu pengetahuan dan digunakan dalam terapi orang yang mengalami gangguan jiwa. Namun, mempunyai potensi kuat menyebabkan ketergantungan. Oleh karenanya penggunaan tanpa resep dokter sangat dilarang.

Gejala yang tampak saat penyalahgunaan psikotropika jenis ini adalah malas makan, tekanan darah tinggi, detak jantung sangat cepat, selalu merasa ketakutan dan pingsan karena terlalu lelah.

Penggunaan dalam waktu lama dan banyak menyebabkan kerusakan saraf otak, kerusakan jantung, paranoid sampai menjadi gila dan akhirnya kematian.

Ganja

Ganja secara tradisional digunakan sebagai penyedap masakan oleh beberapa golongan masyarakat Indonesia. Tanaman ini banyak tumbuh secara liar di kebun atau ladang di daerah Sumatra. Ganja berasal dari daun tumbuhan Cannabis sativa. Daun ganja mengandung zat THC (tetra hydrocannabinol) yang merupakan faktor utama penyebab halusinasi. Kadar tertinggi terdapat pada pucuk tanaman.

Pemakaian ganja secara terus menerus dan terlalu banyak mengakibatkan ketergantungan dan berakibat melemahnya daya ingat, tidak tenang, tidak bergairah, sensitif, merusak jantung, paru-paru dan hati serta menyebabkan schizophrenia (penyakit mental/gangguan jiwa).

Opium

Opium berasal dari getah tumbuhan Papaver somniferum. Opium kemudian diolah menjadi morfin dan kodein. Saat ini, berbagai opium sintesis dengan sengaja dibuat, diantaranya adalah heroin. Produksi opium pada awalnya bertujuan untuk pembuatan berbagai obat penghilang rasa sakit dan nyeri (obat analgesik). Penyalahgunaan opium dapat mempengaruhi perubahan fisik dan mental. Susunan saraf menjadi rusak dan otak tidak dapat bekerja dengan normal.

Kokain

Kokain berbentuk bubuk berwarna putih, tidak berbau, terasa pahit dan mudah menyerap air dari udara. Zat ini dihasilkan dari getah tumbuhan Coca (Erythroxylon coca). Pada mulanya dunia kedokteran menggunakan kokain sebagai obat bius lokal (anestesi). Saat ini produksi kokain secara legal untuk obat-obatan telah dilarang.

Kokain memiliki efek negatif bagi pemakainya karena menimbulkan efek halusinasi dan mimpi buruk. Pengkonsumsian kokain dapat meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah, kecemasan yang berlebihan, jika pengaruh kokain berkurang tubuh akan melemah.

Morfin

Morfin merupakan salah satu alkaloid yang terdapat dalam getah candu mentah, diperoleh melalui proses kimiawi. Morfin tergolong dalam opioda alami, berupa kristal putih atau berbentuk serbuk halus putih adapula dalam bentuk cairan yang berwarna, tidak berbau, rasanya pahit.

Cara kerja morfin dalam tubuh adalah dengan menekan pusat pernapasan. Pemakai yang overdosis akan mengalami gangguan pernapasan yang fatal. Penyalahgunaan morfin mengakibatkan ketergantungan, pada wanita mengganggu siklus menstruasi, pada pria mengakibatkan impotensi, menyebabkan sembelit dan kematian.

Heroin

Heroin atau putauw diperoleh melalui proses kimia terhadap morfin. Heroin digolongkan dalam opium semisintesis. Heroin berbentuk serbuk berwarna putih, sering pula dijumpai dalam berbagai warna. Baunya seperti cuka dan terasa pahit. Heroin merupakan zat psikoaktif (zat yang dapat mempengaruhi mental dan tingkah laku seseorang). Heroin dilarang dalam dunia pengobatan.

Gejala awal penggunaan heroin adalah rasa mual, pupil mata mengecil, hidung gatal, nafas berat dan melemah dan tubuh malas bergerak. Pemakaian dalam dosis yang tinggi dapat mengakibatkan kematian. Pecandu heroin tidak segan untuk melukai dirinya sendiri dengan cara menyayat pergelangan tangannya jika tidak memperoleh zat tersebut.

Pengaruh dan Bahaya Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat adiktif dan psikotropika merupakan bahan yang sangat diperlukan di bidang kedokteran. Misalnya morfin sebagai penawar rasa sakit pada saat operasi, alkohol sebagai antiseptik, kokain sebagai obat perangsang dan lain-lain. Obat-obatan tersebut tidak bisa digunakan secara sembarangan, harus sesuai dengan aturan dan di bawah pengawasan dokter. Karenanya obat-obatan tersebut tidak diperjualbelikan secara bebas.

Pemakaian obat-oabatan untuk diri sendiri tanpa indikasi dan tidak bertujuan pengobatan disebut penyalahgunaan zat (drug abuse). Penyalahgunaan tersebut dapat menimbulkan ketergantungam, keracunan bahkan kematian. Kerugian yang diakibatkannya juga melibatkan orang lain dan dapat mengganggu ketertiban umum.

Dampak negatif yang paling berbahaya dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika adalah efek ketagihan. Efek ini seringkali memicu seorang pecandu untuk melakukan tindak kejahatan agar mendapatkan zat adiktif dan psikotropika yang dibutuhkannya.

Dampak yang paling mengerikan ketika seorang pecandu tidak mendapatkan zat yang dibutuhkannya sehingga harus mengehentikan pemakaian secara mendadak adalah efek sakaw. Dalam dunia kedokteran disebutabstinentia withdrawal syndrome. Pecandu akan merasa sangat sakit dan menderita, apabila kondisi seperti itu berlanjut akan berujung pada kematian.


FERMENTASI


Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.

Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan fermentasi alkohol.

A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.

Reaksinya: C
6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
enzim

Prosesnya :

1. Glukosa
————> asam piruvat (proses Glikolisis).
enzim
C
6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa

Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH
2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO
2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.

Reaksinya :

1. Gula (C
6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat.

Asampiruvat
————————————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim

Ringkasan reaksi :
C
6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C
6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka

EKOSISTEM AIR LAUT


Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan REVOLUSI BIRU.

Ciri-ciri:

a.

Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).

b.

Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.


Pembagian daerah ekosistem air laut

  1. Daerah Litoral / Daerah Pasang Surut:
    Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.
  2. Daerah Neritik:
    Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos.
  3. Daerah Batial atau Daerah Remang-remang:
    Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton.
  4. Daerah Abisal:
    Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.

Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan menjadi 3 bagian:

a.

Daerah fotik: daerah laut yang masIh dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.

b.

Daerah twilight: daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan fotosintesis, kedalaman antara 200 - 2000 m.

c.

Daerah afotik: daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang masa.

Komunitas di Dalam Ekosistem Air Laut

Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:

a.

Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya.

b.

Konsumen
terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.

c.

Zooplaokton
terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.


Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah gelap sepanjang masa.

Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.

Adaptasi biota laut terhadap lingkungan yang berkadar garam tinggi:

Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:

- hanyak minum
- air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
- sedikit mengeluarkan urine
- pengeluaran air terjadi secara osmosis
- garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang

EKOSISTEM AIR TAWAR

Ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Ekosistem air tawar
  2. Ekosistem air laut

Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Ekosistem air tenang (lentik) misalnya: danau, rawa.
  2. Ekosistem air mengalir (lotik) misalnya: sungai, air terjun.

Ciri-ciri ekosistem air tawar:

a. Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
b. Variasi suhu sangat rendah.
c. Penetrasi cahaya matahari kurang.
d. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Flora ekosistem air tawar:

Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau).

Fauna ekosistem air tawar:

Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang
ke air bila mencari makanan saja.

Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.
Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
- Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
- Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
- Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan
melalui insang dan saluran pencernaan.

EKOSISTEM PANTAI

Daerah pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem laut dan ekosistem darat. Karena hempasan gelombang dan hembusan angin maka pasir dari pantai membentuk gundukan ke arah darat. Setelah gundukan pasir itu biasanya terdapat hutan yang dinamakan hutan pantai.

Tumbahan pada hutan pantai cukup beragam. Tumbuhan tersebut bergerombol membentuk unit-unit tertentu sesuai dengan habitatnya. Suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya disebut formasi. Setiap formasi diberi nama sesuai dengan spesies tumbuhan yang paling dominan.

Berdasarkan susunan vegetasinya, ekosistem hutan pantai dapat dibedakan menjadi 2, yaitu formasi Pres-Caprae dan formasi Baringtonia.

1.

Formasi Pres-Caprae

Pada formasi ini, tumbuhan yang dominan adalah Ipomeea pres-caprae, tumbuhan lainnya adalah Vigna, Spinifex littoreus (rumput angin), Canavalia maritime, Euphorbia atoto, Pandanus tectorius (pandan), Crinum asiaticum (bakung), Scaevola frutescens (babakoan).

2.

Formasi Baringtonia

Vegetasi dominan adalah pohon Baringtonia (butun), tumbuhan lainnya adalah Callophylum inophylum (nyamplung), Erythrina, Hernandia, Hibiscus tiliaceus (waru laut), Terminalia catapa (ketapang).


Di daerah pasang surut sendiri dapat terbentak hutan, yaitu hutan bakau. Hutan bakau biasanya sangat sukar ditempuh manusia karena banyaknya akar dan dasarnya terdiri atas lumpur.

COELENTERATA


Mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuhnya yang berfungsi seperti Usus pada hewan-hewan tingkat tinggi. Rongga itu disebut rongga Gastrovaskuler. Simetri tubuhnya Radial dan terdapat Tentakel disekitar mulutnya yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan ke dalam tubuhnya. Tentakel vang dilengkapi sel Knidoblas yang mengandung racun sengat disebut Nematokis (ciri khas dari hewan berongga).

Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapisan lembaga yaitu:
1. Ektoderm
Þ bagian luar
2. Endoderm
Þ bagian dalam

Diantara dua lapisan tersebut terdapat lapisan tipis yang disebut Mesoglea. Karena dinding tubuhnya terdiri dari dua lapisan lembaga maka hewan itu disebut Þ Hewan Diploblastik

Sebagian besar Coelenterata hidup di laut kecuali hydra sp. dan beberapa jenis lainnya. Hewan tersebut mempunyai dua fase bentuk tubuh yaitu fase Polip dan fase Medusa. Polip adalah fase saat hewan melekat pada suatu substrat (tidak dapat berpindah) sedangkan medusa adalah fase saat hewan dapat bergerak bebas.

Kelas-kelas yang termasuk di dalam filum Coelenterata adalah:

HYDROZOA

Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Hydra, yang hidup di dalam air tawar. Ujung tempat letaknya mulut disebut ujung Oral sedangkan yang melekat pada dasar
disebut ujung Aboral. Cara reproduksi hewan disebut adalah dengan cara vegetatif maupun generatif. Contoh lain adalah Obelia.

SCYPOZOA

Sebagian besar hidup dalam bentuk medusa. Bentuk polip hanya pada tingkat larva.
Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Aurelia sp. (ubur-ubur kuping) yang sering terdampar di pantai-pantai.
Larva disebut
Þ Planula, kemudian menjadi polip yang disebut Skifistoma. Dari skifistoma terbentuk medusa yang disebut Efira.

ANTHOZOA

Tidak mempunyai bentuk sebagai medusa (sepanjang hidupnya Þ Polip).
Contoh jenis dari kelas tersebut adalah anemon laut (Cribinopsis fernaldi). Mempunyai alat pernafasan sederhana disebut
Þ Sifonoglifa.

CTENOPHORA

Satu-satunya Coelenterata yang tidak memiliki mematokis.